Indonesian Women in Game, Bandung Siap Jadi Pusat Inovasi Digital

23 hours ago 15

Kota Bandung, Satunews.id – Industri game Indonesia tengah menyaksikan momen penting kebangkitan perempuan sebagai pelaku utama. Lewat acara Indonesian Women in Game: Beauty Play Connect yang digelar di kantor Agate Bandung, Sabtu 5 Juli 2025 ratusan pelaku industri game, pengembang, hingga akademisi berkumpul untuk menguatkan ekosistem yang lebih inklusif dan ramah bagi perempuan.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafidz menyampaikan, kehadiran perempuan dalam industri gim harus lebih diberdayakan.

Ia mengungkapkan, 49 persen pemain gim di Indonesia adalah perempuan, dan sekitar 21 persen yang tercatat sebagai pengembang. Angka ini pun diyakini masih di bawah jumlah sebenarnya karena banyak perempuan berkontribusi tanpa identitas gender terbuka.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Industri game harus jadi ruang yang etis dan aman. Kita tidak bisa bicara kepemimpinan perempuan jika ruang kerja belum ramah anak dan tidak mendukung peran ganda perempuan,” ujarnya.

Ia juga mengungkap rencana Kementerian Komunikasi dan Digital membangun innovation hub di sejumlah daerah.

Kota Bandung disebut sebagai kota yang paling siap dan akan memulai pembangunan pusat inovasi di kawasan Dago dalam dua bulan ke depan, dengan dukungan dari berbagai pihak.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyatakan, Pemerintah Kota Bandung berkomitmen membangun ekosistem digital yang inklusif dan berpihak pada perempuan.

“Selama ini, terus terang saja, Pemkot Bandung lebih banyak ikut arus. Kita sibuk bikin lomba game, tapi lupa membangun ekosistem yang mendukung perkembangan industri gim,” ujar Farhan.

Menurutnya, sekarang saatnya pemerintah hadir sebagai fasilitator dan katalisator pertumbuhan digital.

Farhan menilai, ekosistem digital Bandung selama ini tumbuh secara organik, tanpa strategi terintegrasi dari pemerintah.

Salah satu langkah konkret, lanjutnya, adalah menata ulang jaringan kabel bawah tanah di Bandung untuk mendukung konektivitas.

Ia menyampaikan, Bandung memiliki potensi besar di industri kreatif digital, termasuk game.

“Kita sepakat bahwa kreativitas di Bandung bukan hanya karena ekosistem, tapi juga alam. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah hadir untuk memperkuatnya,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menciptakan ruang inklusif bagi perempuan di industri game.

“Industri game jangan jadi dunia laki-laki saja. Perempuan harus punya tempat yang aman dan setara, baik sebagai pemain maupun pengembang,” katanya.

Di tempat yang sama, CEO Agate International, Shieny Aprilia menambahkan, perusahaan gim harus aktif menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Ia menyebut 30 persen tenaga kerja Agate adalah perempuan.

“Kami ingin mendorong semakin banyak perempuan yang percaya diri masuk ke industri game. Kami juga ingin menghapus stigma bahwa hanya laki-laki yang bisa menjadi developer sukses,” kata Shieny.

(dr.j)

Kepala Diskominfo Kota Bandung

Yayan A. Brilyana

Read Entire Article
Satu Berita| Harian Nusa | | |