HarianNusa, Sumbawa Barat – Perhatian Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Damayanti Putri, terhadap pembangunan infrastruktur di Pulau Sumbawa kembali mendapat apresiasi. Komitmen tersebut kini nyata dirasakan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), khususnya melalui penuntasan pembangunan Jalan Provinsi Simpang Tano–Seteluk (Poto Tano) yang selama bertahun-tahun hanya menjadi harapan.
Ruas jalan sepanjang 3,8 kilometer yang menjadi pintu masuk dan wajah Kabupaten Sumbawa Barat itu akhirnya dituntaskan Pemerintah Provinsi NTB pada tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp32,5 miliar. Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa perhatian kepemimpinan Gubernur Iqbal tidak berhenti pada janji, tetapi diwujudkan dalam aksi konkret.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat, Sahril, mengungkapkan bahwa Pemda KSB telah lama mengusulkan agar ruas Simpang Tano–Seteluk dapat diintervensi melalui anggaran provinsi. Namun, baru pada kepemimpinan Gubernur Iqbal usulan tersebut benar-benar terealisasi.
“Sudah berapa tahun kita naikkan usulan supaya dikerjakan melalui Musrenbang Provinsi. Alhamdulillah baru terealisasi di gubernur baru kita,” ungkap Sahril saat bertemu awak media di Kantor Kominfotik KSB, Senin (22/12/25).
Realisasi pembangunan jalan tersebut menjadi salah satu “kado indah” bagi masyarakat dalam rangka Hari Ulang Tahun NTB ke-67 yang mengusung tema Gerak Cepat NTB Hebat. Secara keseluruhan, Gubernur Iqbal menggelontorkan anggaran sebesar Rp86,44 miliar untuk memperbaiki tiga ruas jalan provinsi strategis yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Untuk wilayah Sumbawa, selain Simpang Tano–Seteluk, Pemprov NTB juga mengalokasikan anggaran untuk peningkatan Jalan Lendang Luar–Lunyuk. Sementara di Pulau Lombok, perbaikan dilakukan pada ruas Jalan Tanjung Geres–Pohgading di Lombok Timur.
“Insya Allah jalan Simpang Tano–Seteluk ini akan segera diresmikan langsung oleh Pak Gubernur,” ujar Sahril.
Lebih lanjut, Sahril menjelaskan bahwa jalan provinsi di wilayah KSB terdiri dari tiga ruas utama dengan total panjang mencapai 75 kilometer. Rinciannya, ruas Simpang Tano–Seteluk sepanjang 3,8 kilometer, ruas Benete–Sejorong sepanjang 30,2 kilometer, serta ruas Sejorong–Tetar–Batas KSB sepanjang 41,9 kilometer. Saat ini, tingkat kemantapan jalan provinsi di KSB telah mencapai sekitar 76 persen.
Meski demikian, Pemda KSB berharap perhatian Pemprov NTB dapat terus berlanjut, khususnya pada ruas Sejorong–Tetar–Batas KSB yang berada di kawasan rawan banjir. Kondisi geografis tersebut dinilai membutuhkan penanganan lebih serius agar konektivitas wilayah tetap terjaga.
“Ruas Sejorong–Tetar–Batas KSB sepanjang 41,9 kilometer ini memang kadang-kadang mendapat bantuan, tetapi karena berada di kawasan rawan banjir, perlu perhatian khusus,” jelasnya.
Kendati masih ada tantangan, Sahril memastikan bahwa secara umum konektivitas infrastruktur antarwilayah di KSB terus menunjukkan perbaikan signifikan. Ia menyebutkan bahwa ruas dari Poto Tano hingga Kertasari kini sudah berlapis hotmix dan mulai memicu geliat pembangunan ekonomi baru.
“Kalau mulai dari Poto Tano sampai Kertasari sudah hotmix semua. Di Kertasari sudah mulai terlihat geliat pembangunan hotel-hotel baru,” pungkasnya.
Pembangunan infrastruktur jalan ini diharapkan tidak hanya memperlancar mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan investasi serta pendongkrak pariwisata di Kabupaten Sumbawa Barat serta wilayah Sumbawa pada umumnya. (F3)
Ket. Foto:
Kepala Dinas PUPR KSB Sahril dan Kepala Dinas Kominfotik KSB Abdul Muis bersama perwakilan Dinas Parpora KSB menerima kunjungan Diskominfotik NTB bersama Forum Wartawan Parlemen NTB. (Ist)


















































