Satunews.id
Kab. Bandung — Ikatan Jurnalis Pajajaran (IJP) memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dengan menggelar diskusi santai di RM Garduh Jaya, Desa Sagaracipta, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung pada Sabtu, 15 Februari 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Diskominfo Kabupaten Bandung Adi,
Ketua Umum IJP, H. Wawan P. Iwapa, SE, Ketua DPC Kabupaten Bandung Agus Supriadi, Ketua Dewan Penasehat DPC IJP Muhamad Zein dan tamu undangan lainya.
Perwakilan Diskominfo, Adie, menyampaikan bahwa jurnalis saat ini memiliki peran penting dalam dunia komunikasi yang semakin digital. Oleh karena itu, kemampuan untuk beradaptasi dan menguasai dunia digital menjadi kunci utama bagi para insan pers.
“Kami berharap para penggiat jurnalis dapat lebih adaptif dan menguasai dunia digital. Setiap jurnalis harus mampu ‘menjual diri’, menunjukkan kemampuan mereka yang layak untuk dikedepankan,” ujar Adie saat menghadiri peringatan HPN IJP
Adie juga menekankan pentingnya bagi jurnalis untuk memanfaatkan AI dalam pekerjaan mereka. Meskipun AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran jurnalis, namun teknologi ini dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi media jurnalistik saat ini.
“Jurnalis tidak bisa digantikan oleh AI. Namun, dengan perkembangan teknologi saat ini, AI sangat bermanfaat bagi media jurnalis,” tambahnya.
Selain itu, Adie juga memberikan arahan kepada para anggota Ijp untuk terus mengembangkan diri dan tidak hanya terpaku pada satu topik atau gaya penulisan. Jurnalis diharapkan dapat lebih inovatif dan kreatif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
“Tentu harus ada perubahan. Jangan hanya mengikuti tren tanpa mengembangkan diri dan kemampuan yang dapat ditawarkan kepada masyarakat dan media jurnalis,” kata Adie
Diskominfo juga membuka diri untuk memberikan edukasi teknis terkait AI kepada para jurnalis. Adi mengajak para jurnalis untuk datang ke Diskominfo jika ingin mendapatkan pelatihan terkait AI.
“Untuk edukasi secara teknis, silakan jika teman-teman di lingkup IJP ingin terkait hal teknis materi pelatihan-pelatihan terkait dengan artificial intelligence, silakan datang ke Diskominfo, kasih surat, nanti kita bisa latihan bareng dan kita hadirkan para narasumber, semua gratis,” jelas Adi.
Adie juga menekankan bahwa peran media adalah untuk mengoreksi program-program yang belum terlaksana. Pemerintah, kata Adi, tidak anti terhadap kritik dan harus terbuka terhadap masukan dari media.
“Kenapa kita harus takut kepada media (wartawan) kalau memang kita tidak salah? Undang-undang keterbukaan informasi ada, kita itu tidak perlu takut kepada mereka. Yang terpenting bagi media sendiri ketika memang berita-berita tujuannya untuk kritik membangun, itu bisa mendorong untuk pembangunan pemerintahan yang lebih baik, itu yang paling utama,” pungkas Adie.
(Asp)