Oleh : Idat Mustari
Assalamu’alaikum
Opini — Saat melihat cuplikan video viral Pak Sunhaji seorang penjual es teh yang diolok-olok dengan lontaran kata kasar oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, yang bernama Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah. Hati pun terusik,Pertama, Saya sedih melihat wajah Pak Sunhaji yang hanya terdiam saja ditengah-tengah kerumunan jamaah pengajian.
Kedua, saya geram sama Gus Miftah, dan antipati pada mereka yang sepanggung dengan Gus Miftah,sebab pasti mereka hapal dengan Surat Al-Hujarat ayat 11 :”Hai orang-orang yang beriman janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan Janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memangil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang zalim.”
Ternyata dua reaksi sesaat saya, boleh dianggap salah. Sebab Pak Suhanji tidak bersedih. Justru setelah kejadian itu, banjir hadiah, ada yang kasih uang untuk modal usaha. Ada yang menawarkan untuk memberangkatkan umrah, bahkan ada yang menawarkan bea siswa untuk anak-anaknya.
Allah telah menunjukan kebenaran dari Firman-Nya,”: “Boleh jadi kalian membenci susatu padahal ia baik untuk kalian, boleh jadi kalian menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagi kalian. Dia Yang mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui.” ( QS. 2 : 216).
Dengan Ke Maha Lembutan-Nya, Allah mengingatkan kita semua, bahwa dibalik hinaan manusia tersimpan Anugerah-Nya. Andaikan pak Suhanji tidak mendapatkan ejekan pada malam itu, mana mungkin Pak Suhanji banjir simpati dari semua orang.
Sepatutnya saya pun meminta maaf pada Gus Miftah, karena telah menyimpan kebencian kepadanya, bahkan saya ingin mengucapkan terimakasih “ _Terimakasih Gus, karena sampeyan, Pak Suhanji pun hidupnya mendadak berubah banjir hadiah.”_
*Penulis Pemerhati Sosial dan Keagaaman Tinggal Di Bandung