Puluhan Ompreng MBG Mubazir, Satgas Temukan Makanan Tak Diminati Siswa

1 week ago 32

HarianNusa, Lombok Barat – Puluhan ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) ditemukan mubazir saat Satuan Tugas (Satgas) Koordinasi dan Percepatan MBG Kabupaten Lombok Barat melakukan inspeksi mendadak ke SDN 1 Telagawaru, Kecamatan Labuapi, pada Jumat (3/10/2025).

Temuan itu menunjukkan bahwa banyak makanan yang tidak disantap habis oleh siswa. Menu yang disediakan oleh salah satu Yayasan penyedia layanan makanan sehat (SPPG) berupa roti tawar dengan saus tomat kemasan, sepotong ayam fillet, serta sayur kacang dan buncis rebus, ternyata tidak menggugah selera anak-anak.

“Dari ratusan ompreng yang disediakan untuk sekolah ini, baru 50 persen yang dibagikan. Kemungkinan karena anak-anak kurang suka dengan menu roti dan sayur, jadi masih banyak yang tidak dimakan,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, Heny Murdiati, saat kunjungan tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Barat, H. Ilham, yang turut hadir, menekankan pentingnya peran guru dalam mengedukasi siswa mengenai pentingnya asupan gizi.

“Di situlah peran guru untuk memberikan edukasi gizi kepada anak-anak, agar mereka terbiasa mengonsumsi makanan bergizi, terutama sayuran yang kaya manfaat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Satgas MBG Lombok Barat, H. Saepul Akhkam, mengkritik keras menu yang disajikan oleh pihak SPPG. Ia menilai penyedia makanan terlalu fokus pada kandungan gizi tanpa mempertimbangkan selera anak-anak.

“Bagaimana anak-anak mau menikmati MBG kalau menunya seperti itu? Tidak cukup hanya bergizi. Kalau tidak dimakan, tetap mubazir,” tegasnya.

Akham juga menyarankan agar pihak SPPG melakukan evaluasi terhadap penerimaan siswa terhadap menu yang disajikan, serta meminta pihak sekolah mengembalikan makanan sisa sebagai bentuk umpan balik.

“Biar mereka tahu MBG-nya tidak dimakan karena tidak disukai,” tambahnya.

Berbeda dengan kondisi di SDN 1 Telagawaru, kunjungan ke SDN 2 Montong Are justru menunjukkan antusiasme siswa terhadap MBG. Menu yang disajikan berupa nasi putih, ayam kecap, sayur, dan susu, dilaporkan habis disantap oleh para siswa.

Selain soal menu, H. Ilham juga mengingatkan pentingnya prosedur penyajian makanan yang sesuai standar Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terutama terkait batas waktu konsumsi makanan setelah matang.

“Makanan harus dikonsumsi maksimal tiga jam setelah matang. Kalau lewat, bisa berisiko terkontaminasi,” tegasnya.

Ia pun mengungkap laporan sebelumnya mengenai kasus makanan MBG yang ditemukan mengandung belatung di salah satu madrasah. “Untung cepat disadari. Kalau tidak? Bisa berakibat fatal bagi anak-anak,” kata Ilham.

Dalam kunjungan tersebut, Satgas MBG menginspeksi tiga dapur SPPG dan dua sekolah penerima program. Hasilnya, dua SPPG masih beroperasi normal, sementara satu lainnya dihentikan sementara waktu.

“Kami akan terus melakukan inspeksi rutin ke dapur-dapur SPPG dan sekolah. Program MBG ini sangat mulia, jadi harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai prosedur agar tidak membahayakan anak-anak,” tutup Ilham. (F3)

Ket. Foto:

Satuan Tugas (Satgas) Koordinasi dan Percepatan MBG Kabupaten Lombok Barat melakukan inspeksi mendadak ke SDN 1 Telagawaru, Kecamatan Labuapi, temukan puluhan ompreng MBG tidak dimakan siswa. (Ist)

Read Entire Article
Satu Berita| Harian Nusa | | |