- iklan Paket Wisata di Lombok -
HarianNusa, Mataram – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat bahwa pada Januari 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,68 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,45.
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin, M.M.D, menyampaikan, bahwa inflasi ini terjadi akibat kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. "Kelompok yang mengalami kenaikan indeks tertinggi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,25 persen, diikuti oleh kelompok pendidikan sebesar 3,82 persen, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,05 persen," ujarnya, saat menyampaikan Rilis BPS Provinsi NTB, Senin, (3/2) di Kantor BPS NTB.
Selain itu, beberapa kelompok pengeluaran lainnya juga mengalami kenaikan, yakni: Rekreasi, olahraga, dan budaya naik 2,12 persen.Kesehatan naik 2,05 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,03 persen, pakaian dan alas kaki naik 1,54 persen.
Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,48 persen, transportasi naik 0,29 persen.
Di sisi lain, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu:
Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,57 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun 9,99 persen
Meski terjadi inflasi secara tahunan, NTB justru mengalami deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,55 persen pada Januari 2025, yang menunjukkan adanya penurunan harga dibandingkan dengan Desember 2024. Tingkat deflasi year to date (y-to-d) di Januari 2025 juga sebesar 0,55 persen.
"Penurunan harga pada beberapa sektor, terutama perumahan dan energi, menjadi faktor utama yang menyebabkan deflasi bulanan dan sejak awal tahun," jelas Wahyudin. (F3)
Ket. Foto:
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin (tengah) saat menyampaikan Rilis BPS Provinsi NTB. (Ist)