Ambil Pelajaran Melalui Mata

7 hours ago 7

Oleh : Idat Mustari

Satunews.id,|| Mata adalah nikmat Allah yang berfungsi utama untuk melihat. Mata memungkinkan manusia untuk melihat dunia di sekitarnya, membedakan berbagai warna, bentuk, dan objek, serta memahami lingkungan sekitar. Selain itu, mata juga berperan dalam membaca, menulis, dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari yang membutuhkan penglihatan.

Dengan demikian, mata adalah nikmat Allah yang sangat berharga dan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Menjaga kesehatan mata dan menggunakannya untuk kebaikan adalah bentuk syukur atas nikmat ini. Dengan mata, kita bisa melihat berbagai peristiwa alam maupun sosial sebagai pelajaran.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seseorang bertanya kepada Nabi Isa as.” Dapatkah salah seorang di antara kami menjadi seperti dirimu?” Dia menjawab,” Orang yang hanya bicara sesuai dengan yang dikehendaki Allah, orang yang diamnya hanya demi mengingat Allah dan orang yang ketika melihat segala sesuatu mengetahui bahwa yang dilihatnya bukanlah Allah tetapi berasal dari Allah, dan belajar serta menarik pelajaran dari apa yang dilihatnya, adalah seperti diriku.”

Namun banyak peristiwa dalam kehidupan yang kita lihat, bahkan diri kita sendiri sebagai pemeran utamanya, begitu saja berlalu. Tak ada makna yang bisa kita ambil, tak ada pesan yang bisa kita tangkap. Sehingga peristiwa demi peristiwa tak membuat diri kita jadi lebih baik.

Selain mata zahir, kita pun diberi oleh Allah mata batin atau disebut bashirah. Mata batin bisa melihat lebih dalam dari apa yang dilihat oleh mata zahir.Tak sedikit manusia yang ditakdirkan Allah meski tak memiliki mata zahir yang berfungsi secara normal, tapi mereka memiliki mata batin yang lebih terang melebih mata zahir manusia lainnya.

Sementara, cukup banyak manusia memiliki kesempurnaan mata zahir yang terang benderang melihat alam semesta, namun ternyata mata batinnya mengalami keterbatasan, bahkan kebutaan. Akibatnya, tak lagi bisa membedakan antara matahari dengan rembulan, antara kezaliman dengan keadilan, antara benci dan cinta. _“Tidakkah mereka berjalan di bumi sehingga hati mereka dapat memahami atau telinga mereka_ _dapat mendengar? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi_ _yang buta ialah hati yang berada dalam dada.”_ (QS. Al-Hajj : 46)

Kata Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi, “Mata batin adalah mata untuk melihat diri sendiri.” Mata batin inilah yang kemudian menjentik kesadaran bebenah diri, muhasabah diri, berusaha membersihkan sedikit-demi sedikit kotoran dalam diri. Namun sayang, mata ini tak lama berfungsi. Justru  yang bisa dilihat adalah aib orang lain. Entahlah mata apa itu? Yang pasti bukan mata batin (bashirah), boleh jadi itu adalah mata lalat, yang tajam melihat secuil bangkai ditumpukan berlian.
Wallahu’alam

**Pemerhati Sosial dan Keagamaan

Read Entire Article
Satu Berita| Harian Nusa | | |