Oleh : Idat Mustari
Satunews.id,|| Bagi para pendosa, bacalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah telah bersabda tentang bagaimana seorang lelaki yang telah membunuh seratus orang. Kemudian masuk surga tatkala si lelaki itu meninggal hendak bertaubat dengan cara pergi ke daerah yang penduduknya ahli surga.
Begitupun bacalah kisah para pendosa yang dimuliakan Allah di kehidupan berikutnya, seperti kisah Wasyi bin Harb, pembunuh paman Nabi saw yang paling dicintainya, yakni Hamzah bin Abdul Muthallib ra. Kemudian Wasyi bin harb bertobat dan ia menebus kesalahannya dengan membunuh sang nabi palsu Musailamah Al Kadzab. Dan atau kisah para pendosa yang menjadi tokoh sufi seperti Malik bin Dinar, seorang sufi yang zuhud dan ahli ibadah, padahal dulunya seorang pemuda yang hidup dalam kemewahan dan kemaksiatan, terlibat dalam pergaulan bebas, minum khamr, dan perbuatan dosa lainnya.
Kisah mereka itu, bagi para pendosa memberi rasa optimisme bahwa sekelam apapun masa lalu, selalu ada ruang dan waktu untuk bertaubat. Kesempatan diberikan oleh Allah bagi para hamba-Nya untuk memohon ampun kepada-Nya. Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi berkata,” _Bahaya bagi orang berdosa, seberapa besar pun dosanya, untuk meragukan_ _kasih sayang dan kemurahan Allah.”_ Allah SWt Ber-Firman : “Katakanlah,”Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. 39:53)
Dalam Hadis Qudsi, Allah berfirman, “Hai manusia, selama engkau berdoa kepadaku, kuampuni untukmu dosamu yang telah engkau lakukan dan aku tidak peduli. Sungguh, seandainya dosamu mencapai ujung langit, lalu engkau memohon ampun dariku, kuampuni engkau dan aku tidak peduli.” Hai manusia, seandainya engkau datang membawa seisi bumi dosa, kemudian engkau menemuiku, tanpa mempersekutukan aku dengan sesuatu, maka Aku pasti datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.”
Di hadis Qudsi pula, ada ungkapan ,” _Ana ‘inda zhanni ‘abdibi_ .” “Aku Sesuai dengan persangkaan hamba-Ku tentang-Ku.” Ungkapan ini agar setiap orang selalu berbaik sangka kepada Allah, bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sungguh, Allah menciptakan surga bukan untuk-Nya, sebab Allah tidak butuh itu. Surga bukan pula untuk dinikmati oleh para malaikat. Surga bukan pula hanya untuk manusia suci bersih dari dosa, sebab tak akan pernah ada kecuali para Nabi. Lantas untuk siapa surga itu, jika Allah tidak memberikan kepada kita ?
Wahai mereka yang banyak dosanya ! Yang besar kemaksiatannya ! optimislah, jangan berputus asa. Ingatlah dengan sabda Rasullah saw : “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim). Imam syafi’i berkata,” “Dosa-dosaku kian membesar, namun kala aku bandingkan dengan ampunan-Mu ya Rabb, ampunan-Mu lebih besar.” Dan ini adalah seruan untuk menenangkan para pendosa dan termasuk aku di dalamnya…..
*_*Penulis hanyalah seorang Al-Faqir_