Bukan Sekadar Aktif di Dunia Jurnalis, JSI Komitmen Terus Berbagi dan Selalu Peduli Lingkungan

7 hours ago 5

Sumenep, satunews.id — Upaya pembangunan ulang Musola Al-Ikhlas di Dusun Cekkor, Desa Gunung Kembar, Kecamatan Manding, terus menunjukkan progres signifikan. Setelah kerangka bangunan berdiri, kini proses renovasi memasuki tahap pemasangan atap. Selasa, 25/11/2025.

Sejumlah kayu dan genting juga telah dibeli oleh anggota Jurnalis Sumenep Independen (JSI) sebagai bagian dari percepatan pembangunan. Bahkan, kebutuhan keramik untuk lantai mushola telah disanggupi oleh salah satu dermawan.

Aksi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antarkomunitas mampu menghidupkan kembali nilai gotong royong, terutama ketika fasilitas ibadah yang menjadi pusat aktivitas keagamaan warga mengalami kerusakan.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satu pengurus JSI, David Siregar, mengatakan bahwa jurnalis tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga memiliki peran sosial dalam membangun masyarakat.

“Jurnalis harus menjadi motor kebaikan. Selain itu, jurnalis harus berperan penuh dalam kemajuan pembangunan di semua lini sektor,” ujarnya.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan anggota JSI, Toifur Ali Wafa, bahwa nilai kemanusiaan harus terus dirawat melalui aksi nyata yang berdampak langsung kepada masyarakat.

“Nilai-nilai kemanusiaan harus terus kita gerakkan. Selain menggalang dana pembangunan musola yang roboh, JSI juga berkolaborasi dengan Persaudaraan Kepala Desa Indonesia Kabupaten Sumenep dan Dinas Lingkungan Hidup untuk menjadi pelopor desa dan kota bersih,” jelasnya.

Menurutnya, gerakan kebersihan adalah bagian dari upaya merawat lingkungan sosial dan spiritual masyarakat dalam mewujudkan Sumenep asri.

“Mari wujudkan Sumenep bersih. Kita harus menjadi pelopor Sumenep bersih, indah dan asri dimulai dari desa-desa,” tegasnya.

Gerakan pembangunan Musola Al-Ikhlas sendiri muncul sebagai respon cepat atas robohnya musola yang selama ini menjadi pusat kegiatan ibadah, pengajian, dan aktivitas sosial warga. Musola yang ambruk itu bukan sekadar kehilangan bangunan, tetapi juga mengganggu denyut spiritual masyarakat di sekitarnya.

Melalui penggalangan dana yang digerakkan komunitas jurnalis, relawan muda, dan berbagai elemen masyarakat, pembangunan darurat telah mencapai 20 persen. Pemasangan atap diharapkan dapat segera diselesaikan sehingga warga kembali dapat beribadah dengan lebih nyaman.

Selain membantu secara fisik, gerakan ini juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga fasilitas ibadah dan merawatnya secara gotong royong. JSI dan relawan berupaya menumbuhkan kesadaran bahwa rumah ibadah adalah tanggung jawab bersama.

Upaya ini diharapkan bukan hanya membangunkan kembali Musola Al-Ikhlas, tetapi juga menghidupkan semangat kepedulian, memperkuat solidaritas sosial, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi fondasi masyarakat yang beradab.

Read Entire Article
Satu Berita| Harian Nusa | | |