Goethe-Institut dan SAVVY Contemporary Buka Pendaftaran Residensi REFLEKT 2025 untuk Praktisi Seni Asia Tenggara

2 days ago 23

- iklan Paket Wisata di Lombok - Explore Lombok

- iklan Web Hosting Murah -Paket Web Hosting Murah

HarianNusa.com, Jakarta – Goethe-Institut Asia Tenggara bekerja sama dengan ruang seni kontemporer SAVVY Contemporary di Berlin kembali membuka kesempatan bagi seniman, kurator, dan praktisi seni dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timor-Leste untuk mengikuti program residensi internasional REFLEKT edisi ketiga. Program residensi ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai September hingga November 2025 di Berlin, Jerman. Batas akhir pengiriman aplikasi adalah 31 Mei 2025.

Residensi REFLEKT merupakan inisiatif Goethe-Institut yang bertujuan membina kolaborasi artistik lintas negara, refleksi kritis, dan pembelajaran kreatif yang berkelanjutan. Melalui berbagai lokakarya, diskusi, dan pertukaran lintas disiplin, para peserta diajak untuk memperdalam praktik artistik mereka sekaligus memperluas pemahaman terhadap lanskap seni global.

“Residensi ini pelan-pelan tumbuh menjadi sebuah rangkaian berseri—dan itu bukan tanpa alasan. Program ini punya arah yang jelas, diseleksi dengan cermat, dan dikuratori dengan sepenuh hati. Semua itu tak lepas dari respons hangat dan menggugah dari para peserta residensi, kolaborator, dan audiens di dua edisi sebelumnya,” ujar Dr. Ingo Schöningh, Kepala Program Budaya Regional Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru. “Di edisi ketiganya, REFLEKT kembali menunjukkan komitmen kami untuk terus membuka ruang-ruang pertemuan budaya dan pertukaran reflektif lintas dunia.”

Program ini terbuka bagi praktisi seni yang memiliki pengalaman signifikan dalam ekosistem seni serta pengetahuan praktis di bidang manajemen proyek, edukasi, pemberdayaan komunitas, keramahtamahan, komunikasi, maupun pelibatan publik.

Pada tahun ini, REFLEKT akan secara khusus menyoroti tema-tema seperti afinitas budaya dan sejarah seni antara Afrika dan Pasifik, peran seniman dalam pengelolaan kebudayaan, pendekatan kuratorial yang inovatif dan kritis, keterhubungan antara pembangunan sosial dan inisiatif berbasis seniman, aksesibilitas dalam situasi krisis, serta strategi estetika dalam mobilisasi lintas sektor.

Selama masa residensi, SAVVY Contemporary akan menjalankan proyek-proyek pameran yang mengeksplorasi budaya remitansi dan komunitas diaspora, sekaligus merespons gema sejarah Konferensi Berlin 140 tahun silam yang membagi-bagi benua Afrika. Para peserta residensi diundang untuk mengembangkan riset mereka dan berkontribusi terhadap tema ini dengan mengaitkannya pada peristiwa-peristiwa sejarah penting lainnya.

Goethe-Institut akan menanggung biaya tiket pesawat pulang-pergi kelas ekonomi ke Jerman, biaya visa dan wawancara visa, asuransi perjalanan, serta akomodasi selama residensi. Setiap peserta juga akan menerima tunjangan sebesar €3.000 dan tambahan subsidi riset atau produksi sebesar €600.

Informasi lengkap mengenai program residensi REFLEKT 2025, persyaratan, serta tata cara pendaftaran dapat diakses melalui tautan berikut: bit.ly/opencallREFLEKT2025.

Read Entire Article
Satu Berita| Harian Nusa | | |